Buat apa kita selalu bermimpi kalau takut melangkah?
Mimpi itu berdampingan dengan obsesi dan biasanya mimpi itu hadir karna obsesi. Ketika kita memiliki obsesi menjadi orang sukses maka kita akan menciptakan mimpi untuk menjadi seseoarang yang sukses, ketika kita memiliki obsesi menjadi atlet dunia yang tangguh maka kita akan menciptakan mimpi untuk mejadi altet dunia yang tangguh seperti yang kita inginkan.
Banyak orang yang beranggapan "jangan terlalu tinggi untuk bermimpi, agar tidak jatuh terlalu sakit", "Jangan telalu banyak bermimpi, karna mimpi hanya hayalan". Bukankah orang-orang besar tercipta karna mimpi? Karna tanpa mimpi tidak akan pernah ada pencapaian dan hasil yang membanggakan. Sama halnya ketika kita bekerja, dibalik itu pasti kita punya mimipi yang mampu membuat kita untuk melakukan hal-hal berat sekalipun dalam pekerjaan. Bermimpi punya keluarga yang bahagia, bermimpi ingin menyekolahkan akan di tempat yang baik, bermimpi ingin memiliki rumah yang mewah atau bermimpi menginginkan jabatan yang lebih, bukan kah semua itu tentang materi? bukankah semua itu menjadi semangat kita untuk bekerja mencari materi? So, manusia selau bermimpi yang berdampingan dengan obsesi.
Bermimpi setinggi mungkin dan jangan pernah takut buat ngelangkah, tapi kita harus sadar dan realistis seberapa mungkin mimpi itu akan tercapai karna setiap mimpi harus ada takaran agar kita tidak kecewa dengan mimpi itu. Bukan tidak boleh bermimpi setinggi mungkin, hanya saja sebaiknya kita sadar akan porsi 'Tinggi Mimpi' kita ketika bermimpi, agar kita tetap mampu untuk melangkah mencapai mimpi itu. Jika ada beban yang terlalu berat bersiaplah untuk meloncat agar kita tau seberapa tinggi dan seberapa indah mimpi itu dibawah sana.
Syair si pemimpi ;
Aku suka bermimpi, karna ketika aku bermimpi aku melihat dunia tersenyum padaku seakan akan ia mengajak aku menari dan berdansa menikmati apa yang harus dinikmati. Aku bukan seorang pemimpi, tapi apa yang ada bersamaku hari ini adalah hasil dari mimpi-mimpiku. Pernah suatu ketika aku bermimpi terlalu tinggi, hingga akhirnya aku takut untuk melangkah. Bukan karna mimpi aku takut untuk melangkah, tapi karna resiko yang terlalu berat dari mimpi itu. Hingga pada akhirnya aku memberanikan diri bukan untuk melangkah, aku memberanikan diri untuk meloncati apa yang aku takuti dan hasil selalu menghargai proses.
Semoga Bermafaat :))
0 komentar:
Post a Comment