10:46:00 PM
0


Aku tak pernah sadar kapan semua itu di mulai, kapan semua itu berawal dan kapan semua itu ada. Banyak hal yang tak aku ingat dari diriku sendiri saat itu tapi banyak dari mereka yang menceritakan kisah hidupku saat itu. Dia bilang aku lucu, ia bilang aku baik dan manis. Aku hanya dapat melihat wajahku dari selembar kertas yang sudah mulai kusam dengan berwarnakan hitam dan putih. Yah, itu yang ia bilang aku saat itu dan aku ada di pelukannya.

Mereka bilang ia selalu menjagaku setiap saat. mengganti popokku yang telah basah dan bau, membersihkan aku dari segala kotoran, memandikan aku agar selalu terlihat bersih dan wangi, memberiku asi dengan ikhlas, mnyuapiku agar aku tumbuh sehat, mengajarkan aku tentang kata-kata dan kehidupan juga mengenalkan aku pada tuhanku. Mereka juga bilang ia terlihat senang dan bangga ketika tuhan menitipkan aku di pangkuannya tanpa ada sedikitpun rasa mengeluh apalagi penyesalan.

Aku ingat sesuatu walaupun itu sedikit samar. Yah, aku ingat saat aku menangis menginginkan sesuatu, saat aku menangis meminta ibu melindungiku saat ayah marah karna kesalahanku, saat aku menangis tak ingin mandi, saat aku di paksa untuk makan, saat aku di peluk dan di rawatnya ketika aku sakit, saat aku di antarkan kesekolah, saat aku meminta uang jajan, saat aku mencium tangannya dan saat ia mencium keningku dan berkata "Kamu jagoan ibu nak yang paling pintar dan hebat".

Saat itu aku belum paham dengan yang mananya cinta dan masalah terbesar aku hanyalah PR sekolah dan pertengkaran dengan teman. Tapi ia setia menemani dan memberi solusi bahkan membela semua masalahku dengan rasa cinta yang tulus walaupun ia tau aku tak paham apa itu cinta ketika itu. Ketika aku mulai tumbuh dewasa berdampingan dengan lingkungan dan watak yang mulai terbentuk Ia mulai melepaskan aku dengan doa dan harapan terbaik yang pernah ia miliki, sungguh simple ia hanya ingin aku jauh lebih baik dari nya dalam segala hal tanpa pernah menuntut imbalan sedikitpun, Hingga saat ia pulang nanti ia dapat tenang dengan melihat aku bahagia menjadi seperti apa yang ia harapkan.

Waktu terus berjalan tanpa dapat sedetikpun dapat kita hentikan. Ia mulai terlihat lesu dengan keriput di wajahnya dan senyum di bibirnya yang bangga dan senang melihat aku menjadi seperti yang ia harapkan. Ia sudah tak sanggu berbuat banyak hal, bahkan ketika ia mengingatkan aku terkadang aku membantahnya yang mungkin itu akan membuatnya sakit hati. Ia hanya bisa berdoa semoga tuhan selalu melindungiku dan menjagaku lebih dari yang pernah ia lakukan kepadaku.

Aku mulai mngenal cinta dan mencari seseorang yang aku cintai untuk mendampingiku menggantikannya dalam perjalanan hidupku selanjutnya. Aku berharap mendapatkan seseorang seperti ia dan saat itu aku mulai tersadar akan yang namanya ketulusan cinta. Jika saat itu tuhan tak mengizinkan aku menatap dunia dan hanya berada di rahimnya, ia lah orang satu-satunya yang mencintaiku dan meneteskan air mata untukku.

Terima kasih ibu atas semua jasa dan pengorbananmu yang tak akan pernah dapat aku balas

Semoga Bermanfaat

0 komentar:

Post a Comment